PENGARUH PENGGUNAAN AMPAS TAHU TERHADAP KADAR NITROGEN PUPUK ORGANIK DARI ENDAPAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT MENGGUAKAN MIKROORGANISME LOKAL
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah (i) Mendapatkan komposisi dan waktu fermentasi komposit endapan limbah cair pabrik kelapa sawit, MOL dan ampas tahu yang optimal sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik dengan kadar Nitrogen yang terbaik.(ii) Mendapatkan waktu fermentasi komposit endapan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) dan MOL yang optimal untuk mendapatkan komposit dengan kadar Nitrogen terbaik.(iii) Mendapatkan komposisi dan waktu fermentasi komposit endapan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) dan MOL yang diperkaya dengan ampas tahuyang optimal sebagai bahan baku pembuatan pupuk orgnik dengan kadar Nitrogen terbaik.(iv) Mengetahui tingkat kelarutan bahan pupuk organik yang dihasilkan dalam air. (v) Mengetahui kualitas pupuk organik yang dihasilkan.Hasil penelitian menunjukan bahwa (i) Komposit endapan limbah cair pabrik kelapa sawit, MOL dan ampas tahu pada perbandingan 1 : 1 : 1 dan di fermentasi selama 14 hari menghasilkan pupuk organik terbaik dengan kadar Nitrogen total 2,30%. (ii) Komposit endapan limbah cair pabrik kelapa sawit dan MOL pada perbandingan 1 : 1 dan di fermentasi selama 28 hari menghasilkan bahan baku pupuk organik paling optimal dengan kadar Nitrogen total sebesar 1,6%. (iii) Komposit endapan limbah cair pabrik kelapa sawit dan MOL yang di fermentasi selama 28 hari menggunakan ampas tahu sebagai filler pada perbandingan 1 : 1 : 1,25 mampu menghasilkan pupuk organik terbaik dengan kadar nitrogen sebesar 2,41%. (iv) Pupuk organik dari komposit endapan LCPKS dan MOL yang di fermentasi menggunakan ampas tahu mempunyai tingkat kelarutan mencapai 150 menit dan untuk pupuk dengan penambahan filler ampas tahu hanya mampu mencapai 120 menit. (v) Pupuk dari endapan LCPKS dan MOL yang difermentasi menggunakan ampas tahu telah mampu mendekati syarat-syarat teknis minimal kandungan hara pada PerMentan No. 70/2011, begitu pula pupuk organik yang di buat dari komposit endapan LCPKS dan MOL menggunakan filler ampas tahu telah memenuhi PeMentan No. 70/2011 terutama unsur hara Nitrogennya.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
- Aji Deni HM, 2013. Pengaruh Pemberian Campuran Limbah Cair Kelapa Sawit Dan MOL (Mikroorganisme Lokal) Terhadap Perubahan Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Pasca Tambang Batu Bara. Magister Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman. Samarinda
- Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur. 2011. Samarinda
- BAPEDAL. 2004. Keputusan Menteri Negara LH No 51.?Kep-Men LH/-10/2004. Jakarta
- Ike Wayan Norma Yunita, 2013. Pemanfaatan Limbah Cair Sawit dan Mikroorganisme Lokal (MOL) Sebagai Pupuk Organik.
- Irma Wahyu Ningsih, 2012.Pengaruh Pemanfaatan Limbah Cair Sawit Dan Mikroorganisme Lokal (MOL) Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman - Karet (hevea braziliensis.I).Magister Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman Samarinda
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003 Tentang Pedoman Teknis Pengkajian dan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit Pada Tanah di Perkebunan. Jakarta
- Mulyono, 2014. Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga, Agro Media Pustaka , Cetakan Pertama 2014
- Purnama, 2007. Pra-rancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Tahu Studi Kasus Pabrik Tahu Desa Tempel Sari, Kecamatan Kalikajar Kab.Wonosobo, “Tesis”. Yogyakarta, Universitas Gajah Mada.
- Purwasasmita, M. 2009a. Mengenal SRI (System of Rice Intensification). http://sukatani-banguntani.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 November 2015
Refbacks
- There are currently no refbacks.